Program pengampunan pajak atau tax amnesty sudah berjalan selama delapan bulan sejak Maret 2016, yang berarti program pengampunan pajak ini sudah memasuki tahap akhir.
Total harta yang diungkap dalam tax amnesty ini seluruhnya mencapai Rp 4.413 triliun, sebuah angka yang sangat besar. Penyampaian Surat Pernyataan Harta (SPH) mencapai 707.000 surat dan datanya bergerak terus.
Apa yang membuat program tax amnesty dapat menjadi contoh studi kasus implementasi strategi yang berhasil?
Program tax amnesty adalah contoh implementasi strategi yang berhasil karena didukung oleh beberapa faktor.
Pertama, adanya dukungan kuat pimpinan puncak, pemimpin tertinggi dalam memberikan sinyal komitmen yang kuat, berdiri di depan, untuk mendukung keberhasilan program. Sering program strategik tidak berhasil karena pimpinan hanya membuka dan memberikan sambutan, namun kurang memberikan komitmen, berdiri di belakang, dan kurang mendukung keberhasilan program.
Patut dicatat, tidak ada negara lain seperti Indonesia yang Presidennya kemana-mana untuk ikut mensosialisasikan program pengampunan pajak atau tax amnesty.
Kedua, adanya komitmen untuk menjalankan implementasi strategi dari middle level management untuk terus memperhatikan implementasi di lapangan. Banyak program strategik gagal karena manajer level madya kurang menjalankan perintah manajemen puncak, hanya sigap ketika diawasi, dan berkurang semangatnya ketika kurang diawasi.
Petugas bekerja keras di lapangan, terutama Direktorat Jenderal Pajak dan seluruh jajarannya. Sabtu dan Minggu buka seperti apotik 24 jam.
Ketiga, adanya dukungan dari seluruh pihak pada program strategik ini. Program ini sukses atas kerja sama yang baik dari kementerian lembaga, aparat hukum, pemerintah daerah, dan juga asosiasi pengusaha yang sudah memberikan back up kepada pemerintah. Keberhasilan program juga didukung seluruh jajaran pengurus asosiasi yang lain, Kadin, Hipmi, perbankan, industri keuangan, konsultan pajak.
Keempat, hadirnya pengawasan terus-menerus pada efektifitas proses dan memperbaiki kekurangannya. Tidak sedikit program strategik gagal karena umpan balik dari lapangan tidak diperhatikan, tidak ada usaha perbaikan terhadap masukan dan keluhan dari pelanggan, sehinga respon pada program pun melemah seiring waktu.
Kelima, munculnya indikator yang jelas dalam pelaksanaan program. Indikator yang jelas mengarahkan energi dan aktifitas agar fokus di arah yang paling memberikan pengungkit kinerja tinggi. Banyak program strategik tidak berhasil karena tidak jelasnya indikator keberhasilan program, akibatnya aktifitas yang dilakukan pun tidak fokus arah dan tujuannya.
Keberhasilan program tax amnesty, perlu diikuti keberhasilan program lain.
Ada beberapa program strategik yang harus diimplementasikan sama baiknya.
Pertama, Program penghapusan praktek pungli di semua instansi.
Kedua, program peningkatan kualitas infrastruktur jalan dan perbaikannya.
Ketiga, program peningkatan kualitas transportasi publik.
Keempat, program peningkatan kecepatan dan kualitas layanan di semua instansi (dap).
Nikmati sajian artikel manajemen berkualitas setiap Senin.
Silakan bookmark halaman website ini untuk memudahkan.
Selamat beraktifitas…